Di antara beberapa nama hewan
yang disebut dalam al-Qur’an dan dijadikan nama surat adalah semut. Nama semut
dijadikan nama surat ke-27 dalam al-Qur’an, yaitu surat an-Naml.
Selain semut, hewan yang namanya
dijadikan nama surat adalah: sapi, surat ke-2 (al-Baqarah), lebah, surat ke-16, dan dan laba-laba,
surat ke-29 (an-Ankabut).
Apa istimewanya semut, sehinga
dijadikan nama surat?
Semoga tulisan singkat ini bisa sedikit
menjawab pertanyaan tersebut.
Semut dalam Al-Quran
Menggunakan QSoft v.7.0.5 (software pencari kata dalam
al-Qur’an) kita akan mempelajari perihal semut menurut Al-Quran. Semut atau
dalam bahasa Arab An-Naml (النَّمْلِ) dijadikan nama surat
dalam Al-Quran, yaitu surat ke-27. Kata semut (An-Naml) dalam Al-Quran
disebutkan sebanyak 3 kali tapi dalam satu ayat, yaitu ayat ke-18 surat
An-Naml. Penyebutan 3 kali tersebut dalam bentuk yang berbeda, yaitu An-Namli,
Namlatun dan An-Namlu.
Ayat ke-18 surat An-Naml itu menceritakan ketika nabi Sulaiman AS. bersama pasukannya melewati sebuah lembah (lembah semut), seekor semut memperingatkan semut-semut yang lain untuk segera memasuki sarang, karena dikhawatirkan mereka terinjak oleh nabi Sulaiman AS. dan pasukannya.
Bunyi ayatnya sebagai berikut,
حَتَّى
إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ
ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لا
يَشْعُرُونَ
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut
berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari".
Menjelaskan ayat ini Tafsir Jalalayn menulis,
“(Sehingga
apabila mereka sampai di lembah semut) yaitu di kota Thaif atau di negeri Syam;
yang dimaksud adalah semut-semut kecil dan semut-semut besar (berkatalah seekor
semut) yaitu raja semut, sewaktu melihat bala tentara Nabi Sulaiman, ("Hai
semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak)
yakni tidak terinjak-injak (oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka
tidak menyadari") semut dianggap sebagai makhluk yang dapat berbicara,
mereka melakukan pembicaraan sesama mereka.”
Sementara Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan,
“Hingga,
katika Sulaymân dan balatentaranya tiba di lembah semut, salah seekor semut itu
berkata, "Wahai semut-semut sekalian, masuklah ke tempat persembunyian
kalian, agar tidak binasa oleh Sulaymân dan balatentaranya karena mereka tidak
merasakan keberadaan kalian!".
Quraish Shihab menambahkan,
“Dari ayat ini dapat dipahami
bahwa semut adalah jenis hewan yang hidup bermasyarakat dan berkelompok. Di
antara hal-hal unik yang merupakan keistimewaan hewan jenis ini, antara lain,
adalah ketajaman indera dan sikapnya yang sangat berhati-hati. Pada masyarakat
semut dikenal etos kerja dan disiplin hidup berkelompok yang tinggi. Semut juga
mempunyai tingkat kecerdasan dan kekuatan ingatan yang cukup tinggi, gemar
bekerja keras dengan tingkat kesabaran yang tinggi pula, di samping merupakan
hewan yang sangat cerdik dalam bekerja. Hal ini terbukti bahwa masyarakat semut
merupakan satu-satunya jenis binatang yang berpikir untuk menguburkan
anggotanya yang mati, persis seperti manusia. Kelompok-kelompok semut sangat
mementingkan untuk dapat saling bertemu di satu tempat dan dari waktu ke waktu.
Untuk keperluan itu, mereka menentukan hari-hari tertentu yang sengaja
dikhususkan untuk mengadakan pasar bersama, sebagai kesempatan untuk saling
mengenal dan tukar menukar bahan makanan. Kelompok-kelompok semut itu, pada
saat bertemu, saling bertukar omongan dengan penuh perhatian dan saling
bertanya tentang keadaan masing-masing. Di antara fenomena sosial lainnya dari
kehidupan masyarakat semut, adalah bahwa mereka seringkali mengadakan semacam
"proyek gabungan" untuk membangun, seperti membangun jalan yang
panjang, misalnya, dengan penuh keuletan yang mengundang rasa kagum.
"Proyek" semacam itu tidak hanya mereka lakukan pada siang hari,
tetapi juga dilanjutkan pada malam-malam bulan purnama. Sedangkan pada
malam-malam lainnya yang tak bercahaya rembulan, masyarakat semut tetap berada
di sarangnya. Dalam hal mengumpulkan, mengangkut dan menyimpan bahan makanan,
semut memiliki cara yang amat unik. Jika seekor semut tidak kuat untuk
mengangkat bawaannya dengan mulut seperti kebiasannya karena terlalu berat, dia
akan menggerakkan barang bawaan itu dengan kaki belakang dan mengangkatnya
dengan lengan. Di antara kebiasaan lainnya yang unik bagi semut, apabila hendak
menyimpan makanan berupa biji-bijian, dia akan memecahkan atau melobangi biji
agar tidak dapat melembaga. Semut-semut akan memecahkan terlebih dahulu biji
yang berukuran besar, agar gampang diangangkut dan dimasukkan dalam gudang
penyimpanan. Dan jika stok makanan mereka basah oleh hujan, semut-semut itu
membawanya keluar agar mengering.”
Dari kedua tafsir di atas kita bisa mengetahui perihal
semut, yaitu
1. Semut hidup berkelompok (koloni) dan selalu berkomunikasi
satu sama lain.
2. Mempunyai pancaindera yang tajam
3. Sangat berhati-hati
4. Memiliki etos kerja dan disiplin tang tinggi (pekerja
keras)
5. Memiliki kecerdasan dan kekuatan daya ingat yang tinggi
6. Memiliki budaya menguburkan anggotanya yang mati
Dari ayat 18 surat An-Naml di atas dijelaskan bahwa seekor
semut (pimpinan semut) memberitahukan ke banyak (pasukan) semut yang ada di
lembah itu. Pemberitahuan itu untuk menghindari mereka terinjak oleh nabi
Sulaiman AS, dan pasukannya.
Tentu pemberitahuan ini bersifat instruktif, karena
menyangkut sesuatu yang bahaya, dan bersifat penting untuk segera sampai ke
‘telinga’setiap semut yang ada di lembah itu.
Tentu ada yang menarik di sini, bagaimana istruksi dari
pimpinan semut itu sampai ke semua pasukan semut tanpa ada yang terlewat. Ada
dua kemungkinan,
Pertama, si pemimpin semut itu mengeluarkan suara
(panggilan) dengan frekuensi tertentu atau zat tertentu sebagai isyarat
panggilan yang panggilan itu menjangkau area dengan radius yang cukup luas
sehingga semua semut dapat mendengar suara tersebut.
Kedua, dengan sistem estafet, si pemimpin memberi instruksi
ke beberapa semut yang ada di dekatnya, lalu semut-semut itu meneruskan
instruksi itu ke semut-semut yang terdekat, demikian seterusnya, sampai semut
yang berada di sisi terluar menerima instruksi tersebut. Cara penyampaian
pesannya mungkin seperti yang terlihat oleh kita sehari-hari ketika melihat 2 ekor
semut yang bertemu.
Tetapi, karena bersifat peringatan tanda bahaya, dan pesan
harus sampai secepat mungkin ke semua semua yang ada di lembah, maka
kemungkinan pertama yang terjadi. Dan kita bandingkan dengan informasi menurut
sain.
Semut Menurut Sain
Khusus mengenai cara berkomunikasi semut, dunia sain
mengetahui rahasianya, yaitu zat feromon. Apa itu feromon?
Feromon adalah salah satu senyawa kimia hidrokarbon,
memiliki peranan penting dalam sistem komunikasi serangga, termasuk semut.
Feromon berasal dari kata “fer” yang artinya membawa dan “hormon” sehingga
feromon berarti “pembawa hormon”.
Feromon adalah isyarat yang digunakan di antara hewan satu
spesies dan biasanya diproduksi dalam kelenjar khusus untuk disebarkan. Ada
banyak fungsi dari feromon ini, di antaranya sebagai jejak menuju sumber
makanan dan sebagai zat tanda bahaya yang disekresikan saat musuh menyerang.
Ketika semut menggigit, dia akan meninggalkan feromon ini sebagai penanda bagi
koloninya bahwa ada bahaya.
Setiap koloni semut memiliki bau koloni yang khas. Mereka
memiliki senyawa hidrokarbon yang berbeda untuk membedakan jenis koloni mereka.
Jika ada semut asing, yang ditandai dengan bau koloni yang berbeda, memasuki
sarang semut koloni lain, maka akan diserang dengan asam format, sitronelal,
dan zat-zat beracun lain yang diproduksi oleh semut.
Namun, jika semut yang datang masih berasal dari spesies
yang sama tapi berbeda koloni, keberadaan semut tersebut masih diterima karena
dia dianggap sebagai tamu. Ia akan tetap diberi makan, tapi dengan jumlah
sedikit. Komunikasi kimiawi dengan feromon ini hanya salah satu cara komunikasi
yang dilakukan semut. Semut juga dapat berkomunikasi dengan sentuhan atau
dengan bunyi.
Subhanallah…
Satu ayat Al-Quran telah membangkitkan keinginan kita untuk
mengetahui misteri yang ada di ayat tersebut, sehingga kemudian dengan sains
terjawablah misteri itu. Ini membuktikan bahwa kandungan al-Qur’an adalah
sesuatu yang benar, bukan hal yang diada-adakan.
Referensi:
-tafsirq.com
-wikipedia.com
-dosenbiologi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar