Pilpres 2024 masih dua tahun lagi, tetapi hawa panas
kompetisi sudah mulai terasa. Bisa dirasakan dengan munculnya tayangan hasil
survey kandidat dari berbagai lembaga survey, atau dengan bertebarannya
baliho-baliho raksasa bergambar potret kandidat dengan senyum terbaiknya.
Pemilihan presiden memang sesuatu yang istimewa. Karena di
momen inilah nasib bangsa dan negara, setidaknya lima tahun kemudian,
ditentukan. Sosok Presiden sangat vital, sehingga menarik dan penting untuk
mengetahui dan kemudian menginginkan sosok yang ideal sebagai presiden
(pemimpin).
Bagi seorang Muslim, tidak ada lagi referensi untuk
digunakan sebagai acuan mencari sosok pemimpin ideal tersebut, selain Al-Quran
dan Hadis. Oleh karenanya, sangat perlu untuk mengetahui dan mentadaburi
ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengan kriteria pemimpin ideal.
Ada empat kriteria pemimpin ideal yang disebutkan di Al-Quran,
yaitu:
Qawiyyun Amiin
Al-Quran surat al-Qashash ayat ke-26, Allah Swt berfirman,
“Qaalat ihdaahumaa yaa abati ista'jirhu inna khayra mani
ista'jarta alqawiyyu al-amiin(u)”.
(Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya".)
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar pengertian Qawiyyun Amiin
adalah:
“Dengan kekuatannya dia menjalankan tugas yang dibebankan
kepadanya dan dengan amanat dia menjaga apa yang diamanatkan kepadanya.”
Dan menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, adalah ‘memiliki
tubuh yang kuat dan mampu menjaga amanah”.
Dari tiga pengertian di atas, Qawiyyun Amiin maksudnya
adalah, seorang pemimpin idealnya memiliki fisik yang kuat, sehat dan bugar serta
bersifat jujur, amanah atau dapat dipercaya.
Hafizhun ‘Aliim
Kriterian ideal kedua disebutkan dalam surat Yusuf ayat ke-55,
“Qaala ij'alnii 'alaa khazaa-ini al-ardhi innii hafiizhun
'aliim(un)”.
(Berkata Yusuf:
"Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".)
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar arti Hafiizhun ‘Aliim adalah
‘penjaga yang terpercaya, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik
tentang tugas dan wewenang’.
Sedangkan menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, artinya
‘sangat mahir dalam menjaga dan mengatur kemaslahatannya’.
Dari tiga pengertian di atas, Hafizhun ‘Aliim maksudnya
adalah, seorang pemimpin idealnya memiliki intelektual di atas bawahannya,
cerdas, berwawasan luas, serta mampu memenej sumber daya yang dipimpinnya.
Basthatah fil ‘Ilmi wal Jismi
Al-Quran surat al-Baqarah ayat 247 menyebutkan kriterian
yang ketiga,
“Waqaala lahum nabiyyuhum inna Allaaha qad ba'atsa lakum
thaaluuta malikan qaaluu annaa yakuunu lahu almulku 'alaynaa wanahnu ahaqqu
bi(a)lmulki minhu walam yu'ta sa'atan mina almaali qaala inna Allaaha
ishthafaahu 'alaykum wazaadahu basthatan fii al'ilmi wa(a)ljismi
wa(A)llaahu yu'tii mulkahu man yasyaau wa(A)llaahu waasi'un 'aliim(un)”.
(Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya
Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab:
"Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan
pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup
banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa."
Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha
Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui)
Basthatah fil ‘Ilmi wal Jismi menurut tafsir Al-Mukhtasahar
artinya ‘kelebihan berupa ilmu pengetahuan yang luas dan tubuh yang kuat’.
Dan menurut Tafsir Al-Madinah artinya ‘keluasan ilmu dan
badan yang kuat’.
Dari tiga pengertian di atas, Basthatah fil ‘Ilmi wal Jismi
maksudnya adalah, seorang pemimpin idealnya memahami segala hal, luas
pengetahuannya serta memiliki tubuh yang sehat dan kuat.
Raufun Rahiim
Allah menyebutkan kriteria ke-empat pemimpin ideal dalam firmanNya
di surat at-Taubah auat ke-128
“Laqad jaa'akum rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alayhi
maa 'anittum hariishun 'alaykum bi(a)lmu'miniina rauufun rahiim(un)”.
(Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin)
Tafsir Al-Mukhtasahar menyebutkan Rauufun Rahiim ini sebagai
‘sangat penyantun lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman’.
Dan menurut Tafsir Al-Madinah artinya adalah ‘sangat
mengasihi dan mencintai orang-orang beriman’.
Dari tiga pengertian di atas, Rauufun Rahiim maksudnya
adalah, seorang pemimpin idealnya seorang yang sopan, santun, penyayang, dan
memiliki rasa empati yang tinggi.
Demikian sosok pemimpin ideal menurut Al-Quran.
Siapa orangnya?
Saya tidak tahu, tapi yakin ada karena ini firman Allah.
Jadi bukan angan-angan.
Keempat karakter pemimpin yang digambarkan empat ayat
Al-Quran di atas pernah ada di dunia ini, yaitu Nabi Musa As, Nabi Yusuf As,
Thalut, dan Rasulullah Saw.
Insya Allah pemimpin seperti mereka akan kembali ada.
Baca juga: Menjadikan Krisis sebagai Sumber Motivasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar